Selasa, 03 Januari 2012
Tukul Cintai Alam
Bencana alam yang berturut-turut melanda negeri tercinta ini, ternyata tak luput dari perhatian, komedian Tukul Arwana. Komedian yang selalu mengaku bernama Reinaldi dengan ciri khas bibir monyongnya disetiap pentasnya ini, mengajak kita semua untuk mengintropeksi diri terhadap prilaku kita. Bagi Tukul, semua kejadian ini, semata-mata merupakan peringatan terhadap tingkah laku kita sebagai manusia. “Kita babat semua hutan, tanpa pikir-pikir, sesuka suka kita, kita buang air secara sembarangan, orang kaya buang-buang untuk mencuci mobilnya yang jumlahnya lima, di sisi lain ada orang yang kekurangan air. Akhirnya apa, alam mencoba kita dengan bahasa mereka. Kita coba deh, manusia kayak apa, akhirnya apa, wuuees, hancur,” ujarnya mencoba serius, saat dijumpai di warungnya Tarsan, Jati Makmur.
Paling efektif, menurut Tukul, melindungi alam sebelum kejadian merupakan tindakan yang paling bijaksana. Istilah kerennya bersahabat dengan alam. Tapi omongan dirinya tidak ditanggapi. “Karena selama ini orang lebih melihat siapa yang bicara, bukan apa isi yang dibicarakan,” keluhnya. “Tapi kalau saya yang bicara pasti didengarkan, lha wong saya ini profesor, kalau kamu yang ngomong, prettt!” tambahnya berseloroh.
Ironi mungkin, disaat korban bencana memerlukan bantuan, pemerintah akan membeli alat peringatan dini untuk bencana tsunami yang harganya milyaran rupiah. Seperti yang diomongkan Tukul, apa yang dilakukan pemerintah sepertinya tidak efektif. “Manusia bisa otak-atik tapi semua keputusan ada di sana,” tandas Tukul sembari menunjuk ke atas.
Bahkan Tukul memberi contoh, saat terjadi tsunami di Pangandaran, ada seorang peselancar yang sama sekali tidak tahu kalau ada tsunami, dia baru tahu kalau ada tsunami saat melihat daerah sekitarnya hancur. “Kenapa dia tidak kena, karena dia bersahabat dengan alam dan menyatu dengan alam,” jelasnya. (kl/wwn)
Sumber : kapanlagi.com
Label:Article
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
0 komentar:
Posting Komentar